Seuntai jiwa
Berdiri di tengah hujaman titik-titik hujan
Sendiri,, beku dan rapuh
Hanya menanti sebuah kehancuran dalam hidupnya
Jiwanya rapuh,, hatinya terkoyak
Terbakar panasnya kesendirian
Tapi jiwa itu tetap berdiri
Meski telah rapuh
Sisa-sisa tenaga dari sebuah cinta-lah
Yang membuat jiwa itu tetap bertahan
Dihempas badai,, disengat panas,, ditusuk dingin
Tak terhitung banyaknya air mata yang terurai
Meski telah dihimpit kesedihan
Tapi dia tetap mencoba untuk terus berdiri
Meskipun kehilangan sandaran hati
Sandaran hati yang telah pergi
Membuat jiwa itu rela menanti
Malaikat maut datang menghampiri
Menjemput jiwa yang telah pilu tak terperi
Menuju alam yang abadi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar