Rabu, 28 Januari 2009

MAAFKAN AKU

Dua orang sahabat sedang berjalan melintasi gurun pasir. Di tengah perjalanan mereka bertengkar,, dan salah seorang menampar sahabatnya. Orang yang terkena tampar merasa sakit hati. Tanpa berkata-kata diamenulis di atas pasir : "HARI INI SAHABAT SEJATIKU MENAMPAR PIPIKU".

Mereka terus berjalan sampai menemukan sebuah oasis dimana mereka memutuskan untuk mandi. Orang yang pipinya tertampar mencoba berenang,, namun nyaris tenggelam. tapi akhirnya berhasil diselamatkan oleh sahabatnya. Setelah dia mulai siuman dan rasa takutnya telah hilang,, dia menulis di atas batu : "HARI INI SAHABAT SEJATIKU MENYELAMATKAN NYAWAKU"

Orang yang telah menampar bertanya, "KENAPA SETELAH SAYA MELUKAIMU,, KAMU MENULISNYA DI ATAS PASIR? DAN MENGAPA SETELAH SAYA MENOLONGMU,, KAMU MENULISNYA DI ATAS BATU?".

Sahabatnya sambil tersenyum menjawab, "KETIKA SEORANG SAHABAT MELUKAI KITA,, KITA HARUS MENULISNYA DI ATAS PASIR,, AGAR ANGIN MAAF DATANG BERHEMBUS BAN MENGHAPUS TULISAN ITU. DAN KETIKA SAHABAT MEMBAHAGIAKAN KITA,, KITA HARUS MEMAHATNYA DENGAN RAPI DI ATAS BATU HATI KITA,, AGAR TAK BISA HILANGTERTIUP ANGIN DAN SELALU TERKENANG SEPANJANG HAYAT KITA".

Minggu, 25 Januari 2009

Sahabat itu seperti ilmu matematika

Dia bisa menambah semangat

Mengurangi kesedihan

Menglikan kebahagaan

Dan membagi kesenangan dan kedukaan

Sahabat itu seperti lilin

Tak kenal lelah menerangi sekitarnya

Memberi kita penerangan terus menerus

Walaupun dia sendiri semakin lama

Semakin meleleh dan mengecil

Dan akan mati setelah memberikan

Semua manfaat dirinya

Untuk sahabatnya yang lain

S : Seseorang yang tetap

A : Ada meskipun

H : Hari kian berganti dan

A : Akan tetap menjadi harta yang

B : Berharga jika

A : Aku dan kamu

T : Tetap berbagi dalam suka dan duka

SAHABAT itu seperti BINTANG

Kadang terlihat,, kadang tidak

Tapi kita tau dan selalu yakin

Bahwa dia ada di atas sana

Dan siap menerangi malam sepi kita

Benih kepercayaan kutanam

Dalam hati yang subur akan keikhlasan

Kurawat,, kujaga,, dan kubesarkan

Tapi,, setelah dewasa

Pohon kepercayaan yang tinggi dan lebat itu

Mati oleh sebuah pengkhianatan

Aku tak menyerah

Kutanam lagi yang baru

Kurawat lagi,, kujaga lagi,, dan kubesarkan lagi

Tapi mati oleh kebohongan

Aku tak tau,, darimana kudapat

Benih kepercayaan yang sangat banyak itu

Dan sekarang kucoba menanam lagi

Sebuah benih kepercayaan

Yang kuharap bisa tumbuh dewasa

Dan berbuah manis

Untukku dan untukmu

SAHABATKU

Diterpa angin topan

        Aku kuat

Ditusuk dinginnya angin

        Aku sanggup

Berjalan di atas bara api

        Aku bisa

Dihantam ombak lautan

        Aku tegar

Dibutakan oleh gelap

        Aku betahan

Dilebur oleh rasa sakit

        Aku tak goyah

Tapi,, ditinggal oleh sahabatku

aku tak kuat,, aku tak sanggup,, aku tak bisa,, aku rapuh,, aku gentar,,

dan AKU TAK MAU

Jumat, 23 Januari 2009

keputusasaanku

TAK TERASA
WAKTU SUDAH MERANGKAK BEGITU JAUH
HINGGA SANG BASKARA
BEGITU TINGGI MENERKAM LANGIT
3 TAHUN BUKANLAH WAKTU YANG LAMA
UNTUK MERANGKAI SEBUAH PERSAHABATAN
BUTUH KESABARAN
SEPERTI MATAHARI MENYINARI PAGI
BUTUH SALING PERCAYA
SEPERTI BUNGA YANG MEMPERCAYAKAN PERTUMBUHANNYA PADA KUPU-KUPU
BUTUH SALING MENJAGA
SEPERTI PASUKAN LEBAH YANG MENJAGA SANG RATU

AKU TAU TAK SETERUSNYA
PERJALANAN AKAN LURUS DAN BERSIH
PASTI AKAN ADA CABANG DAN TERJAL
YANG AKAN MENGUJI
BAGAIMANA ERATNYA
PERSAHABATAN KITA
DAN WALAUPUN PADA AKHIRNYA
TUHAN MEMBERIKAN SEBUAH TAKDIR
UNTUK BERPISAH
DI SUATU UJUNG JALAN


SOBAT ,, LIHATLAH KE BELAKANG
DISANA...TERBENTANGLAH SEMUA JEJAK
JEJAK PERSAHABATAN KITA
YANG AKAN TERUS TERUKIR
DALAM LIKA-LIKU KEJAMNYA DUNIA
Kendati otakku tidak pernah berpikir mampu memberikan alasan mengapa aku menyayanginya. Yang jelas,, aku teramat mencintai sahabat-sahabatku.Sungguh aku tak pernah mau peduli dengan keriuhan pikiranku.Aku sangat puas lantaran aku menyayanginya dalam hati dan jiwaku.Aku telah sangat bahagia ketika kurebahkan kepalaku ke bahunya dikala aku didera kenestapaan,,kesunyian,,dan kesendirian,, ataupun sewaktu dengan penuh gairah aku bertahtakan kegembiraan dan kebahagiaan. Aku telah sangat sentosa ketika tengah mendaki sebuah gunung bersamanya seraya sesekali membisikkan kata " ENGKAULAH SAHABATKU"