Rabu, 25 Maret 2009

Seuntai jiwa

Berdiri di tengah hujaman titik-titik hujan

Sendiri,, beku dan rapuh

Hanya menanti sebuah kehancuran dalam hidupnya

Jiwanya rapuh,, hatinya terkoyak

Terbakar panasnya kesendirian

Tapi jiwa itu tetap berdiri

Meski telah rapuh

Sisa-sisa tenaga dari sebuah cinta-lah

Yang membuat jiwa itu tetap bertahan

Dihempas badai,, disengat panas,, ditusuk dingin

Tak terhitung banyaknya air mata yang terurai

Meski telah dihimpit kesedihan

Tapi dia tetap mencoba untuk terus berdiri

Meskipun kehilangan sandaran hati

Sandaran hati yang telah pergi

Membuat jiwa itu rela menanti

Malaikat maut datang menghampiri

Menjemput jiwa yang telah pilu tak terperi

Menuju alam yang abadi

Sabtu, 14 Maret 2009

Hawa persahabatan sejati sangat kental terasa.Sahabat yang saling melindungi,,saling memberi,,saling melengkapi,,saling mengingatkan dan saling berkorban.Kebersamaan mewarnai panasnya terik sang baskara.Tawa,,canda,,letih,,jengkel,,tak jarang tertuang di cawan perjalanan panjang.

Saat itu aku biarkan jiwa sepiku melayang tanpa batas.Agar semua tahu bahwa walaupun banyak jiwa yang lain,,tapi hanya 1 jiwa yang bisa memungut sepi.Jiwa sahabatku.Bagai berlian di tengah lumpur.Berharga,,sangat berharga.

Tak ingin sepi,,tak kuat sendiri,,rapuh berdiri.Itulah aku tanpa sahabatku.Melayang tanpa sayap,,api tanpa kehangatan,,harimau tanpa belang,,dan ikan tanpa insang.

Yang ada hanya kematian tanpa sahabatku.

Senin, 09 Maret 2009

HUJAN

Titik-titik hujan turun dari langit
Berkumpul menjadi satu genangan
Titik-titik air itu seperti titik-titik kenangan
Yang berkumpul menjadi genangan memori
Sehingga memaksa aku
Untuk menoleh ke belakang
Melihat kenangan-kenangan indah.
Aku berusaha menguatkan hati
Agar titik-titik air mata
Tak berjatuhan.
Aku berusaha keras menelan takdir itu
Agar aku tak lebur
Ditelan takdir kejam dimasa datang